Dongeng tentang kehidupan
Alkisah di sebuah negri dongeng, hiduplah seorang laki laki yang mempunyai tiga orang anak. Anak yang pertama bernama HARBEN. Anak yang kedua bernama ANIS . Dan yang ketiga bernama AMAS.
Ketiga anak ini mempunyai hobi dan kebiasaan yang sangat berbeda. Rupa mereka juga sangat berbeda jauh.
Dan ironisnya sang ayah pun didalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada ketiga anak tersebut sangat berbeda jauh. Sama sekali tidak pernah adil!. Pilih kasih!.
HARBEN si anak pertama selalu mendapat perlakuan yang sangat istimewa. Apa yang dia minta. Apa yang dia butuhkan. Selalu dipenuhi oleh sang bapak. Sehingga tidak heran jika HARBEN memiliki tubuh yang gemuk dan sehat. Putih dan wangi. Memiliki barang barang mewah. Kendaraan yang paling mahal. Hp yang paling bagus. Rumah dan semua isinya serba "wah.."
ANIS si anak kedua mendapat perlakuan dari sang ayah hampir sama dengan sang kakak. Hanya beda beda tipis. ANIS pun tumbuh menjadi orang yang selalu berpenampilan menarik dan serba "wah". Suka jalan jalan. Suka shoping. Suka hiburan. Dan selalu makan enak.
AMAS anak yang ketiga mendapat perlakuan dari sang ayah sangat berbeda dengan dua orang saudaranya. Seperti bumi dan langit!. AMAS diberi makan oleh sang ayah dari makanan sisaan. Yang sudah hampir busuk. Itupun AMAS harus terlebih dulu bekerja keras membantu sang ayah untuk mendapatkannya. Pakaian yang dikenakan AMAS pakaian yang sudah robek robek disana sini. Sudah compang-camping! Tubuh AMAS sangat kurus. Nyaris seperti tengkorak hidup. Hitam. Kotor. Bau. Menjijikkan!
Pada suatu ketika laki laki itu,sang ayah.terkena kasus hukum yang sangat berat. Kasus yang menjeratnya harus berurusan dengan para Penegak Hukum. Dan ketika vonis dijatuhkan Tersadarlah dia bahwa hari hari yang akan dilaluinya nanti amat menakutkan.. Penuh penderitaan. Penuh penyiksaan. Dan akan merasa kapok!
Saat laki laki itu akan dimasukkan ke dalam terali besi. Dia meminta pada seorang petugas untuk mengabarkan kepada anak anaknya dan meminta mereka untuk menjenguknya.
"Aku tidak bisa membantu ayah dari kasus hukum ini. Bahkan untuk sekedar meringankan hukuman sedikitpun aku tidak bisa." jawab HARBEN ketika datang menemui sang ayah.
"HARBEN bukankah ayah sangat sayang padamu? Bukanlah ayah selalu memanjakanmu? Sekarang saatnya kamu untuk balas budi." Laki laki itu berharap harap cemas.
"Sudah aku katakan aku tidak bisa! Coba saja ayah minta pada ANIS barang kali dia mau nolong." HARBEN segera pergi jauh. Menjauh. Dan tidak berniat menjenguk sang ayah lagi.
ANIS datang menemui sang ayah dengan wajah tanpa ekspresi. Datar. Antara sedih dan senang tidak ada yang lebih kuat.
"Aku tidak bisa menolong ayah. Ayah harus kuat dan sabar menerima hukuman ini. Bukankah semua ini akibat ulah ayah?Siapa yang berbuat dialah yang harus bertanggungjawab? Iya kan?!" jawab ANIS datar tanpa beban.
"Ayah telah memanjakanmu. Apa yang kamu minta pasti ayah kabulkan. Seperti inilah balasanmu? Kalau kamu tidak bisa menolongku untuk meringankan hukuman,bisakah kamu sering sering datang kesini untuk sekedar membawakanku makanan?" laki laki berduka.
"Tidak ayah. Aku tidak bisa! Coba ayah minta sama AMAS . Anakmu yang tidak terurus itu barangkali punya jiwa besar." Lalu ANIS pergi dan tidak punya niat untuk kembali menjenguk sang ayah. Untuk selamanya.
Laki laki itu sedih dengan kesedihan yang sangat. Kecewa dengan kecewa yang sangat. Anak anak yang sangat disayanginya tidak perduli dengan nasib malangnya. Dengan hukuman yang harus diterimanya. Ternyata....
Sementara AMAS. Apakah aku tidak malu untuk meminta bantuannya? Dia selalu aku sia siakan. Dia sering aku pukuli. Sering aku maki maki.
"Ayah aku AMAS datang. Bolehkah aku menolong kesulitanmu? Bolehkah aku meringankan hukumanmu? Bolehkah aku tiap hari datang kesini untuk membawakan makananmu?"
Laki laki itu dengan mata berkaca kaca menatap tubuh AMAS yang kurus. Hitam. Bau. Hatinya sangat terharu mendengar tawaran si anak itu. Mereka segera berpelukan. Tangis perlahan pecah.
"Terimakasih anakku ternyata hanya kamulah yang peduli nasibku. Aku sadar sekarang. Aku telah salah dalam memperlakukan anak anakku. Kalau aku tahu akibatnya akan seperti ini. Pasti sejak dulu kamulah yang ayah sayang dan manjakan" laki laki itu tampak penuh penyesalan.. Tapi itu penyesalan yang sudah tidak berguna lagi. Semua sudah terlanjur. Ibarat nasi sudah jadi bubur.
Tahukah Anda inti dari dongeng ini? Seorang laki laki adalah gambaran manusia.HARBEN adalah HARta BENda ANIS adalah ANak IStri, AMAS adalah Amal Soleh, Vonis adalah ajal.Terali Besi adalah kuburan. Saat manusia masih hidup mereka lebih mencintai harta dan keluarganya dari pada mencintai amal kebaikannya. Padahal amal baiknya itulah yang bakal setia menolongnya di alam yang akan kita tempati selamanya. Alam akherat. Ya alam akherat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar